Kejadian Peserta Didik Jatuh dari Gedung Sekolah Disorot FSGI

20
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) adalah Organisasi Profesi Guru yang bersifat Federasi. Artinya FSGI adalah gabungan dari Serikat Guru Indonesia (SGI/SEGI) Daerah.
TM Jakarta – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat sepanjang Januari sampai awal Oktober 2023 ada lima (5) kasus peserta didik jatuh atau lombat dari Gedung sekolah. Dari 5 kasus tersebut, empat (4) korban meninggal dunia dan dua (2) korban yang jatuh dari lantai 2 selamat setelah mendapatkan perawatan medis. Beberapa kejadian peserta didik jatuh atau lompat dari gedung sekolah dirangkum dalam rillis yang diterima media ini, Jumat (13/10).
Kasus pertama terjadi pada Januari 2023, dimana seorang siswi SMK Swasta di Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang berinisial S (17 tahun) jatuh dari lantai 4 sekolahnya, diduga karena bercanda dengan temannya. Kejadian pada pukul 15.30 wib, saat jam pulang sekolah.
Kasus kedua terjadi pada 5 Mei 2023 pagi, siswa atas nama BNY ditemukan meninggal dunia tergeletak di lapangan voli sekolah setelah diduga melompat dari lantai 8 gedung sekolah tersebut. Dugaan awal adalah korban bunuh diri, karena pihak kepolisian telah melihat rekaman CCTV dan keterangan saksi.
Kasus ketiga terjadi pada 26 September 2023, siswi SDN di Jakarta Selatan lompat dari lantai 4 gedung sekolah, yang masih diselidiki polisi hingga saat ini, ada dugaan sementara bahwa siswi tersebut mengalami perundungan.
Tidak lama kemudian terjadi kasus keempat, tepatnya pada 9 Oktober 2023, kita dikejutkan dengan siswa SMPN di Jakarta Barat tergelincir dari lantai 4 gedung sekolah saat jam istirahat. Korban menurut teman-temannya keluar melalu jendela kelas yang kemudian terpeleset.
Kasus kelima terjadi pada 12 Oktober 2023, yaitu peristiwa 2 siswa SMAN di kota Bandung yang terjatuh dari lantai 2 gedung sekolah. Di duga, kedua siswa duduk-duduk di pagar pembatas keamanan di lantai 2, sehingga keduanya jatuh. Peristiwa jatuhnya siswa tersebut pada jam rawan, yaitu saat jam istirahat. Keduanya selamat setelah mendapatkan perawatan medis.
Serentetan peristiwa jatuhnya peserta didik dari lantai atas menunjukkan bahwa ada kelemahan pengawasan terutama saat jam istirahat dan gedung sekolah belum aman bagi para peserta didik, perlu ada evaluasi sistem keamanan Sekolah. Atas sejumlah peristiwa tersebut, maka FSGI menyampaikan sikap dan rekomendasi sebagai berikut:
1. FSGI menyampaikan duka dan keprihatinan atas berbagai peristiwa jatuhnya peserta didik dari gedung sekolahnya, baik yang meninggal dunia maupun yang mengalami luka-luka. Dari 5 kasus dengan 6 korban usia anak, yang dinyatakan meninggal 4 orang dan yang mengalami luka sebanyak 2 orang.
2. FSGI mendorong Kemendikbudristek dan Dinas-dinas Pendidikan daerah untuk mengevaluasi sistem kemana sekolah, baik fisik maupun SDM sekolah. Jika menganalisis dari penjelasan teman-teman korban yang menyaksikan kronologi jatuhnya para korban dari lantai atas gedung sekolah, maka FSGI mendorong Kemendikbudristek dan Dinas-dinas Pendidikan untuk mengevaluasi sistem keamanan sekolah.
3. FSGI mendorong kemendikbudristek dan Dinas Dinas Pendidikan untuk tembok atau pagar yang memenuhi kriteria wajar untuk mencegah dari kecelakaan, jika sudah dipastikan, namun pihak sekolah mengabaikan, maka pihak sekolah dapat dianggap lalai menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan.
4. Terkait keamanan fisik misalnya kasus di SMK swasta di Grogol Selatan, Kebayoran Lama Jakarta Selatan pagar pengaman di selasar kelas pada lantai 3 dan 4 perlu diperbaiki agar kokoh dan melindungi peserta didik yang berada pada lamntai tersebut. Terkait kasus SMPN 132 Jakarta Barat misalnya, berdarakan keterangan kepolisian, korban ke kelas lain untuk bertemu teman-temannya, lalu ada membuka jendela kelas tersebut dan keluar jendela hendak berdiri dengan pijakan yang ada di bawah jendela, namun diduga kuat korban terpeset sehingga tergelincir jatuh di belakang sekolah yang kebetulan ada rumah penduduk.
5. FSGI mendorong pengadaan dan penempatan teknologi pengawas berupa CCTV yang dipasang di lingkungan sekolah. Teknologi CCTV juga dapat membantu pengawasan para gur piket terkait keadaan kelas-kelas saat jam istirahat.
6. FSGI mendorong kepala sekolah membangun sistem pencegahan melalui guru piket di setiap lantai sekolah. Selain teknologi CCTV, kekonsistenan guru guru piket di setiap lantai untuk terus berjada saat jam jam rawan dapat menjadi bentuk pencegahan.
7. FSGI mendorong Dinas dinas Pendidikan membangun sistem pencegahan untuk kesehatan mental peserta didik, misalnya melalui kegiatan psikososial kepada para peserta didik, terutama di kelas IX yang memiliki cukup banyak tekanan agar Kesehatan mental anak-anak dapat di pantau. (**)

Editor: Megawati

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here