TM Batang – Persoalan banyaknya Bank maupun Koperasi yang bermunculan di wilayah pedesaan di wilayah Kabupaten Batang, yang merupakan bagian dari unit cabang maupun kantor cabang pembantu, sampai kantor cabang, kerap menjadi sorotan masyarakat luas. Bukan tanpa alasan daya minat masyarakat nasabah perdesaan lebih mudah untuk direkrut.
Tidak luput dari pantauan awak media, tim penguak fakta, dalam investigasi di lapangan menjumpai banyaknya koperasi hingga perbankan, baik konvensional maupun syariah dengan target market adalah kaum hawa, khususnya Ibu – Ibu rumah tangga di pedesaan.
Dengan konsep rekrutmen atau jejaring nasabah melalui pinjaman, tanpa agunan, serta mudahnya persyaratan dan ditunjang rendahnya suku bunga pinjaman, menjadi daya tarik produk market, dengan sistem pembagian margin menjadi nilai tawar plus, bagi konsep marketing dunia usaha, baik koperasi maupun perbankan berbasis syariah.
Namun demikian, perlunya adanya kontrol OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dalam mengawasi kembali aduan masyarakat terkait mewabahnya Koperasi, hingga Perbankan baik konvensional maupun Syarian, agar sesuai dengan suku bunga yang diatur OJK, bukan hanya konseptualnya saja, namun harus perlu adanya uji materiil terkait besaran bunga yang dibebankan kepada para nasabah.
