TM Jakarta – Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gelora, Fahri Hamzah, mengajak semua masyarakat untuk memilih pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka secara aklamasi.
Fahri beralasan, dua pasangan calon lainnya tidak memiliki konsep yang benar. Pasalnya, kedua paslon itu tidak jelas apakah akan melanjutkan pembangunan atau tidak.
“Jadi rakyat tidak mungkin memilih yang sejak awal salah konsep. Bahkan kesalahan konsep dipertahankan sampai sekarang,” kata Fahri melalui akun X miliknya, dikutip Selasa (26/12/2023).
Fahri mencontohkan, ada paslon yang terus bersuara untuk perubahan. Namun, menurutnya, partai salah satu dari paslon itu justru selama ini justru berada di koalisi pemerintahan.
“Ya salah itu kontradiksi. Ini ganjil rakyat enggak bisa,” ucap Fahri.
Fahri melanjutkan, ada juga paslon yang terus berkampanye untuk melanjutkan capaian pemerintah di masa Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun di sisi lain, lanjut Fahri, partai pengusung paslon itu justru terus-menerus mengkritik keras pemerintahan.
“9 tahun memuji dan mau melanjutkan. Di ujung ngomel-ngomel. Capresnya jadi bingung mau ngapain? Dia juga dari awal disuruh-suruh aja kok.Lah cawapresnya menteri yang 4 tahun puji-puji bosnya ke mana-mana. Terus sekarang masih ngomel? Kan rakyat bingung,” celetuk Fahri.
Untuk itu, Fahri mengajak masyarakat untuk memilih paslon yang pasti dan tegas posisinya, yakni Prabowo-Gibran.
“Ini alasan sekali putaran, sebab rakyat mustahil milih pemimpin negara yang konsep awalnya sampai sekarang membingungkan. Rakyat perlu kemantapan sebagai jaminan masa depannya,” ujar Fahri.
“Jadi, mohon maaf kalau teman-teman emosi dengan fakta ini. Masalahnya yang 1 dan 3 tidak mau perbaiki posisinya yang salah sejak awal. Saya belajar dari politik NKRI ini, memang kalau sejak awal persepsi yang kita bangun salah ya seterusnya salah. Kecuali ada keberanian untuk berubah,” lanjut dia.
Fahri juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak mempertaruhkan masa depan bangsa kepada paslon yang tidak jelas posisinya. Menurutnya, masyarakat harus serempak untuk memenangkan paslon yang memiliki konsep dan posisi jelas.
“Kalau sekadar obat kecewa, sayang sekali. Jangan pertaruhkan masa depan. Kali ini kita kompak menatap #IndonesiaEmas2045. Ini giliran Indonesia,” tandasnya. (*)