TMBali – Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri berhasil membongkar jaringan produksi narkoba terbesar di Indonesia yang beroperasi di Bali.
Laboratorium hashish ditemukan di sebuah vila di kawasan Jimbaran, dengan total barang bukti yang disita mencapai nilai Rp 1,52 triliun.
Pengungkapan ini diperkirakan menyelamatkan hingga 1,4 juta jiwa dari bahaya narkoba.
Kepala Bareskrim Polri, Komjen. Pol. Drs. Wahyu Widada, M.Phil., menegaskan keberhasilan ini mencerminkan keseriusan Polri dalam memberantas peredaran narkoba.
“Ini adalah pengungkapan pertama laboratorium hashish di Indonesia.
Polri akan terus berupaya melindungi generasi muda dari ancaman narkoba,” ujar Komjen Wahyu dalam konferensi pers hari ini.
Barang bukti yang diamankan meliputi 18 kg hashish (kemasan silver), 12,9 kg hashish (kemasan emas), 35.000 butir pil Happy Five, serta bahan baku untuk memproduksi lebih dari 2 juta pil narkoba.
Laboratorium tersebut menggunakan sistem operasi berpindah-pindah guna menghindari deteksi, dengan bahan baku impor dari luar negeri.
Jaringan ini diketahui menggunakan pods system, teknologi yang biasa digunakan untuk vaping, yang dimodifikasi agar bisa mengonsumsi hashish cair.
Modus ini dinilai menyasar generasi muda dengan memanfaatkan tren teknologi terkini.
Empat tersangka dengan inisial MR, RR, N, dan DA ditangkap dalam penggerebekan, sementara seorang WNI berinisial DOM yang diduga menjadi otak jaringan masih buron.
Barang haram ini direncanakan untuk diedarkan besar-besaran pada perayaan Tahun Baru 2025 di Bali, Jawa, hingga pasar internasional.