Gambar Indoensia Gelap yang sempat menjadi tagar di sosial media X beberapa waktu lalu. (Foto/Dok.Ist)
HEADLINE NEWS
TMOleh : Heru Subagia Jakarta – Jauh-jauh hari sudah memprediksikan akan terjadi kegaduhan dan guncangan dahsyat dari berbagai arah dan langsung menusuk jantung Pemerintah Prabowo-Gibran. Salah satu prahara tersebut adalah mundurnya satu atau lebih Menteri dalam Kabinet Merah Putih.
Gempa politik tersebut dipicu oleh berbagai kompleksitas persilangan kepentingan dan pemahaman baik antar elite partai pendukung dan hubungan vertikal Presiden dengan Menteri-menterinya.
Carut marut ekonomi dan politik mulai terakumulasi dan sekaligus berbenturan di Bulan Maret 2025. Masalah paling krusial saat ini adalah ketiadaan uang tunai atau fresh money. Inilah puncak resesi yang kemudian terakumulasi menjadi krisis ekonomi.
Menolak Indonesia Gelap Selama ini Pemerintah Prabowo-Gibran selalu menolak untuk menerima kritikan dan bahkan masukan jika kondisi makro serta mikro ekonomi Indonesia sedang sekarat, nyaris lumpuh. Bahkan dikatakan jika benar adanya Indonesia sedang berada dalam fase gelap gulita, secara utuh dan menyeluruh.
Melibatkan semua katagori strata sosial, cakupannya bukan hanya ekonomi namun sudah mencakup wilayah politik, hukum, budaya dan bahkan kepercayaan.