Memaknai Arti Pertemuan Golkar dan Nasdem, Ini Pembacaan Wapres LIRA

80
Wakil Presiden (Wapres) LIRA (Lumbung Informasi Rakyat. (Foto/TM)
TM Jakarta – Momentum pertemuan dua ketua umum partai, Airlangga Ertanto (Golkar) dengan Surya Paloh (Nasdem) memicu spekulasi dugaan penjajakan perubahan arah koalisi. Meski kedua partai besar tersebut telah memiliki kubu koalisi yang berlainan, dimana Gokar bersama KIB (Golkar, PPP, dan PAN) dan Nasdem bersama PKS dan Demokrat, namun pertemuan yang dilangsungkan di kantor DPP Partai Golkar, Slipi Jakarta Pusat itu disinyalir mulai membangun komunikasi politik untuk ke arah koalisi bersama.
Sama-sama berada dalam gerbong kabinet kerja Jokowi, tidak menutup kemungkinan kebersamaan akan tersaji pada gelaran Pemilu 2024 nanti. Hal itu disampaikan oleh Wapres LIRA (Lumbung Informasi Rakyat), Frans X Watu yang menilai pertemuan tersebut bisa jadi merupakan pesan politik, sebagai strategi dan kalkulasi kedua partai membaca peluang pada pemilu 2024.
“Kunjungan memang dinyatakan merupakan kunjungan balasan dari kedua ketua umum. Namun, bukan tidak mungkin momentum itupun dimanfaatkan sebagai penjajakan untuk kepastian langkah di Pemilu 2024 diantara kedua partai tersebut,” ujar Frans X Watu, di Jakarta, Rabu (1/2).
Bukan hal yang tidak mungkin, sambung Frans, bisikan politik pada pertemuan menjadi acuan akan adanya banting stir diantara kedua partai dari gerbong koalisi yang telah dibangun, baik Golkar dengan koalisinya bersama PPP dan PAN, maupun Nasdem bersama PKS dan Demokrat.
“Partai itu kan memiliki tujuan dan kepentingan, apa itu? Menang dan Maksimal. Inkonsistensi dalam keputusan bukan tidak mungkin, karena putusan mutlak kebijakan serta arah partai kan ditangan Ketua Umum partai. Atasnama kemenangan itulah nanti menurut hemat saya yang bisa merubah peta koalisi, baik Golkar yang ikut dengan Nasdem cs, ataupun sebaliknya, Nasdem yang nyebrang bersama Golkar cs,” cetusnya.
Pria asal NTT yang juga merupakan Sekjend di Organisasi MIO Indonesia itu juga mengapresiasi kunjungan balasan yang dilakukan ketum Nasdem, Surya Paloh tersebut. Terlepas dari berbagai maksud dan tujuan, pertemuan tersebut diyakini oleh dia, menjadi penurun tensi politik yang sebelumnya terbilang hangat.
“Sejak Nasdem menunjuk Anies Baswedan sebagai Capres, kan sama-sama kita tau bahwa hubungan Nasdem dengan sesama partai di gerbong kabinet Jokowi agak renggang dan terbilang panas. Namun, justeru pertemuan di Slipi itu pastinya menunjukan kedewasaan tokoh politik dalam menjaga hubungan baik, walaupun kedepan nantinya harus berbeda pandangan dan arah politiknya,” tutup Frans. (Rendy)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here