TM Palu – Wakil Ketua DPW PKB Sulawesi Tengah, Muhammad Safri menyoroti persoalan krisis listrik yang terjadi di Kabupaten Morowali Utara (Morut), Sulawesi Tengah (Sulteng). Menurutnya, sungguh ironi atas kondisi daerah Morut yang digadang sebagai salah satu daerah industi pertambangan nikel terbesar di Indonesia namun diperhadapkan pada permasalahan ketersediaan pasokan listrik yang hingga kini belum juga teratasi.
Safri menyebut, masifnya pembangunan smelter nikel di Morut hingga menjadi Proyek Srategis Nasional (PSN) tidak dibarengi dengan hadirnya infrastruktur penunjang kelistrikan dalam mendukung aktivitas masyarakat.
“Ini jelas sangat timpang, sejak Morowali Utara berdiri tahun 2013 hingga saat ini masalah pasokan listrik yang memadai belum juga teratasi,” imbuh Politisi PKB, Safri, dalam keterangan tertulisnya yang diterima media ini, Minggu (26/2).
Padahal dijelaskan oleh Safri, Morut adalah salah satu daerah tambang nikel terbesar di Indonesia.
“Pembangunan smelter bahkan menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) tapi ironisnya tidak dibarengi dengan hadirnya infrastruktur penunjang terkait kelistrikan yang mana sangat dibutuhkan oleh masyarakat Morut,” bebernya.
Safri juga menyebut, Morut sebagai salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam dan telah berkontribusi besar untuk devisa negara.
“Morowali Utara sangat kaya dan pasti melahirkan banyak devisi untuk negara ini, tapi jujur saya katakan pemerintah pusat tidak pernah memikirkan nasib masyarakat Morut”, Imbuhnya.
Disisi lain, Safri juga menyebutkan, Pemerintah pusat lalai atas tanggung jawabnya dan melakukan pembiaran terhadap kondisi daerah yang akhirnya berdampak pada terganggunya aktivitas Ekonomi dan Sosial di daerah itu.
“Mereka harus ingat bahwa mendapat pasokan listrik merupakan hak bagi setiap manusia dan pemerintah wajib mewujudkan itu,” tegasnya.
Bahkan Politisi PKB (Safri) dalam kapasitasnya sebagai Anggota aktif Parlemen Morut, menyoroti pernyataan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo terkait kondisi ketersediaan listrik di Tanah Air yang berlebih atau oversupply, dan menuding PLN tidak memiliki perencanaan yang matang.
“Saya tidak habis pikir dengan pernyataan Dirut PLN yang mengatakan kondisi listrik tanah air berlebih, sungguh sangat kontras dengan kondisi kami di Morowali Utara yang harus menikmati pemadaman listrik hingga berkali-kali setiap harinya. PLN seperti tidak memiliki perencanaan yang matang,” ucapnya.
Selain itu, Safri yang juga mengungkapkan berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari jalan keluar dalam mengatasi krisis listrik di Morut namun hingga kini belum juga mendapat titik terang.
Atas kondisi tersebut, Safri dengan tegas meminta Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri ESDM Arifin Tasrif untuk turun tangan mengatasi masalah tersebut.
“Kami telah menemui pihak PLN mulai dari tingkat rayon hingga PLN Wilayah Suluttenggo namun hingga kini belum ada titik terang. Tolong Pak Erick Thohir dan Pak Arifin Tasrif turun tangan mengatasi masalah yang kami hadapi di Morowali Utara ini,” pungkas Safri. (Red/*)
Kontribusi Berita: Andi
Editor: Rendy